Rabu, 18 Maret 2009


Tugas Mandiri

Nama : Agnes Winarni

Nim : 41808010114






Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).



Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia


Periode Status Dasar Hukum
Th. 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel
sepanjang 26 km antara Kemijen
Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
1864 s.d 1945 Staat Spoorwegen (SS)
Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS)
Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM) IBW
1945 s.d 1950 DKA IBW
1950 s.d 1963 DKA - RI IBW
1963 s.d 1971 PNKA PP. No. 22 Th. 1963
1971 s.d.1991 PJKA PP. No. 61 Th. 1971
1991 s.d 1998 PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990
1998 s.d. ...... PT. KERETA API (Persero) PP. No. 19 Th. 1998
Keppres No. 39 Th. 1999
Akte Notaris Imas Fatimah


Operasional




a. Ketetapan Jadwal Perjalanan KA

Masalah ketepatan jadwal perjalanan KA masih diwarnai dengan kelambatan, karena pada bagian jalan KA tertentu sedang ada pelaksanaan pekerjaan perbaikan pada komponen jalan rel, baik berupa penggantian rel, bantalan, maupun penambahan balas, sehingga KA harus berjalan perlahan dan berpengaruh terhadap total waktu tempuh.




b. Indikator Operasional KA

Operasi sarana ditentukan oleh Lok - Km, KRL- Km dan KRD - KM yang realisasinya rata-rata mendekati program. Tabel berikut memperlihatkan tingkat kesiapan alat produksi, produksi yang dihasilkan, serta tingkat kemampuan marketing dalam menjual produksi yang dihasilkan untuk meraih satuan angkutan yang lebih besar, sehingga pendapatan menjadi lebih tinggi.


Anak Perusahaan


A. PT. Reska

PT Restorasi Kereta Api (Reska) merupakan anak perusahaan yang didirikan PT Kereta Api dan Yayasan Pusaka dengan Akte Notaris Darwin Ginting, SH, MH Nomor 18 Tanggal 2 Juli 2003 di Bandung. PT Reska dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Senior Manajer dan Manajer Area





B. PT. Railink

PT Railink merupakan perusahaan Joint Venture Cooperation (JVCo) yang akan menggarap KA Bandara di Indonesia, didirikan bertepatan dengan HUT Kereta Api ke 61 tanggal 28 September 2006, yang akte pendiriannya ditandatangani Dirut PT Kereta Api, Ronny Wahyudi dan Dirut PT Angkasa Pura II, Edie Haryoto.





C. PT. KA Komuter Jabodetabek
Kereta Api (KA) secara resmi memisahkan (spin off) KA Komuter Jabodetabek menjadi anak perusahaan tersendiri, sejak 13 Agustus 2008. "Sesuai surat Menneg BUMN No S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus, KA Komuter Jabodetabek resmi dipisah dan jadi anak perusahaan," kata Dirut PT KA, Ronny Wahyudi kepada pers usai pelantikan jajaran komisaris dan direksi PT KA Jabodetabek di Jakarta, Rabu. Hadir dalam kesempatan itu Dirjen Perkeretaapian Dephub, Wendy Aritenang dan Komisaris Utama PT Kereta Api, Budhi Muliawan Suyitno yang juga Dirjen Perhubungan Udara, Dephub.





Keuangan

a. Neraca 2007



Neraca PT Kereta Api (Persero)

No.
Uraian
31-Des-06
31-Des-07
4:3

1
2
3
4
5

A.
AKTIVA





1. Aktiva Lancar
2.236.692.791.110
2.411.187.603.128
108


2. Penyertaan





3. Aktiva Pajak Tangguhan

40.151.979.726



4. Aktiva Tetap
2.240.276.773.591
2.377.774.834.102
106


5. Aktiva Lain-Lain
1.069.971.619.388
1.630.056.581.289
152


TOTAL AKTIVA
5.546.941.184.089
6.459.170.998.245
116

B.
PASIVA





1. Kewajiban Jangka Pendek
839.470.138.809
899.757.326.086
107


2. Kewajiban Jangka Panjang
1.435.585.358.670
1.867.494.008.035
130


3. Bantuan Pemerintah Yang Belum di Tentukan Statusnya
696.819.686.977
1.055.892.806.682
152


4. Hak Minoritas Anak Perusahaan
40.504.415.868
42.602.158.030
105


5. Ekuitas
2.534.561.583.765
2.593.424.699.412
102


TOTAL AKTIVA
5.546.941.184.089
6.459.170.998.245
116





b. Laba-Rugi PT. Kereta Api (Persero) 2007



Laba Rugi PT Kereta Api (Persero)
Per 31 Desember 2007

No
Uraian Pokok-pokok
Realisasi
Tahun 2006
Realisasi
Tahun 2007
3 : 2

1
Penjualan Jasa Angkutan
3.476.501
3.341.218
96

2
Beban Pokok Penjualan
2.668.675
3.098.981
116

3
Laba Kotor Usaha Jasa Angkutan (1-2)
807.826
242.237
30

4
Pendapatan Operasi Lainnya
17.153
24.723
144

5
Beban Usaha
990.362
705.531
71

6
Laba Rugi Usaha (3 + 4 + 5)
(165.383)
(438.571)
265

7
Pendapatan Lain-lain
171.856
365.295
213

8
Laba Sebelum Laba Rugi Luar Biasa
6.473
(73.276)
(1.132)

9
Laba Rugi Luar Biasa

-


10
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
6.473
(73.276)
(1.132)

11
Beban Pajak Penghasilan
7.626
(47.850)
(627)

12
Pajak Tangguhan
392
82.506
21.047

13
Laba Rugi Sebelum Hak Minoritas
6.865
(38.620)
(563)

14
Hak Minoritas Anak Perusahaan
(285)
(1.885)
661

15
Laba Rugi Bersih
14.206
(40.505)
(285)






Arti Logo


Logo dengan warna orange berupa gambar mirip angka 2, dengan kemiringan 70 derajat dan warna dasar putih yang menampakkan bagian depan kereta api kecepatan tinggi dengan arah yang saling berlawanan, serta di bagian bawah tertulis “KERETAPI” warna biru.
Gambar lambang menyiratkan sifat: tegas, pasti, tajam, gerak horisontal, juga bolak-balik. Dua garis lurus dengan ujung lengkung meruncing, dengan arah berlawanan, selain menggambarkan arah bolak-balik perjalanan kereta api, juga melambangkan pelayanan (memberi dan menerima).





Gaya Gambar :
Lugas, langsung, tajam, teknis, selaras dengan staf teknis kereta api. Ujung garis tajam tapi melengkung untuk menyiratkan arah/kecepatan (aerodinamis), tetapi cenderung agak tumpul melengkung, tidak terlampau tajam, agar memberi kesan aman (sesuatu bentuk yang terlampau runcing lebih memberi kesan ancaman, rasa sakit dan agresivitas, asosiatif kepada senjata tajam, duri dan semacamnya.






Sifat Gambar :
Sifat gambar lebih lugas, obyektif, rasional karena bentuk geometrisnya yang dominan dan bersifat maskulin. Kesan sangat modern, teknis, jelas terlihat




Multi Keunggulan



Kereta Api dikenal sebagai moda angkutan yang memiliki multi keunggulan, antara lain: Hemat energi; Hemat lahan; Bersahabat dengan lingkungan; Tingkat keselamatan tinggi; Mampu mengangkut dalam jumlah yang besar & massal; serta Adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dikaitkan dengan kecenderungan saat ini, kereta api menjadi moda transportasi yang sangat relevan untuk dikembangkan.